dunia bola sepak

saya dah  agak  malaysia akan menang lawan indonesia

Live Malaysia vs Singapore pusingan kedua Kelayakan kedua Piala Dunia 2014 Brazil

Assalamualaikum dan salam 1Dunia, 1Malaysia terhenti tepat jam 8.45pm 28/7/2011 untuk menyaksikan live perlawanan pusingan kedua kelayakan kedua piala dunia 2014 Malaysia menentang Singapore. Harimau Malaya yang tertinggal 2 gol setelah tewas di pusingan pertama di stadium Jalan Besar setelah tewas 3 – 5 pasti bagaikan Harimau cedera yang akan berjuang hingga titisan peluh terakhir.
Lebih 85ribu tiket telah habis dijual untuk memenuhi Stadium Bukit Jalil bagi melihat secara live Malaysia vs Singapore dan memberi sokongan padu kepada pasukan bola sepak kebangsaan Malaysia. Berdoalah semuga Harimau Malaya dapat bermain pada prestasi terbaik melawan dan menjaringkan gol tapi jangan lupa pertahanan mesti kukuh menahan serangan Singa Singapore. Aku mahu lihat Malaysia menang 3-0 barulah power.
teammalaysia Live Malaysia vs Singapore pusingan kedua Kelayakan kedua Piala Dunia 2014
Harimau Malaya Pasukan Kebangsaan Malaysia
Aku seperti biasa akan mengikut keputusan terkini Malaysia lawan Singapore melalui live streaming di stadium Twitter dengan hashtag #HarimauMalaya  yang akan di update setiap saat oleh penyokong tegar Malaysia dan Singapore. Pasti Pasukan Harimau Malaya dengan jersi kebanggaan akan memberi tentangan yang hebat untuk memastikan Malaysia layak ke kelayakan ketiga zon Asia.
KEPUTUSAN PUSINGAN PERTAMA MALAYSIA vs SINGAPORE : 3 – 5


KEPUTUSAN PUSINGAN KEDUA MALAYSIA vs SINGAPORE : 1 (Safee Sali) – 1
Keputusan penuh Malaysia vs Singapore Agregate : 4 – 6
Rakyat Malaysia dan Harimau Malaya jangan kecewa perjalanan baru bermula. Pasukan Kebangsaan boleh pergi lebih jauh di pertandingan yang lain insyallah.

Mesut Ozil di mata German



Siapa Mesut Ozil? Tiba2 namanya meledak di persada bola sepak. Dia diberi pelbagai gelaran seperti Diego Baru ('Der Neue Diego'), Permata Muda Jerman dan menjadi salah seorang ayam tambatan Jerman. Dan dia juga di gelar Messi Jerman. Mungkinkah jersi no.10 bakal menjadi miliknya?

Selepas kejayaan Jerman menewaskn Argentina pada suku akhir perlawanan baru2 ini, nama Ozil semakin memuncak. Dibarisi skuad muda , Jerman beraksi gagah di pentas perlawanan. Sesekali terpanggil untuk meneliti profile tentang lelaki bernama Mesut Ozil ini.

Dia dilahirkan pada 15 Oktober 1988 dan baru berusia 21 tahun, merupakan player termuda Jerman dalam aksi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dia juga kini menjadi buruan kelab gergasi Eropah seperti Barcelona, Manchester United, Manchester City, Chelsea, Aston Villa dan bnyak lagi. Ini merupakan kemunculannya yang pertama kali di Piala Dunia.

Anak muda berjersi no.8 ini lahir di Gelsenkirchen, Jerman Barat dan berasal dari keturunan Turki. Ibubapanya adalah generasi ke-2 Turki yang berpindah dan menetap di Jerman. Bermain di bahagian midfielder. Dia juga mempunyai kaki kiri yang berupaya membuat hantaran malah memiliki larian pantas, lincah dalam memberi ruang kepada pemain lain, berkemahiran individu dan mampu mengawal perlawanan. Dia mampu menggelecek lawan seperti bermain bola sepak di taman. Ozil bertaraf dunia, mampu merampas bola serta membuat jaringan dari sudut yang sukar. Dia arkitek di tengah padang dan mempunya konsistensi yang jitu.


Mesut memberi maksud gembira di dalam bahasa Turki. Mempunyai ketinggian 1.82 meter dan berat badan 70kg. Bakatnya di gilap oleh kelab di tempat kelahirannya, Westfalia 04 Gelsenkirchen ketika berusia 8 tahun. Kemudian dia menyertai Kelab gergasi Bundesliga, Schalke 04. Selepas 30 penampilan utk pasukan Die Knappen, Ozil di jual kepada kelab Werder Bremen dengan nilai RM17 juta. Dia muncul sebagai pemain remaja termahal di Bundesliga. Ketika berada di Werder, dia telah menjaringkan 6 gol dalam 13 perlawanan.

Ozil pernah menolak undangan bekas jurulatih Turki, Fatih Terim untuk mewakili negara tersebut pada 2008/2009. Ozil berminat untuk memilih Jerman. Ozil beragama Islam. Dia mnjadikan legenda Perancis, Zinedine Zidane sebagai idolanya.

Pada 2009, Ozil menjulang Jerman dengan jaringan 1 gol dan memberi laluan 2 gol lain dalam perlawanan akhir Kejohanan Bawah 21 tahun UEFA, menewaskan England 4-0. Dia juga mewakili skuad B17, B19 dan B21 Jerman.

Ozil telahpun bertunang dengan Anna-Maria Lagerblom, kakak kepada Sarah Connor, seorang penyanyi terkenal di Jerman, jauh lebih berusia 7 tahun dari Ozil.

Mungkinkah Ozil akan beraksi lebih hebat pada perlawanan separuh akhir nanti? Dan apakah pertemuan dengan Spain akan membuktikan Jerman terus gagah di pentas Piala Dunia? Sama2 kita saksikan pertentangan ini pada 08hb Julai 2010, waktu 2.30 pagi waktu tempatan.



Mesut Oezil -Pemain Jerman Keturunan Turki Muslim-, Baca Al-Quran Dulu Sebelum Bertanding
Mesut Oezil -Pemain Jerman Keturunan Turki Muslim-, Baca Al-Quran Dulu Sebelum Bertanding
Mesut Oezil ( Ozil ) menjadi bintang baru Jerman berkat permainannya yang baik dan konsisten di tiga pertamanya di babak Grup D. Dalam hal menyerang, gelandang Werder Bremen itu sudah melakukan enam tembakan, menghasilkan satu assist dan satu gol.
Ia berdiri di belakang duet penyerang Miroslav KloseLukas Podolski saat Jerman menggasak Australia 4-0, lalu sempat menjadi ujung tombak di babak kedua ketika timnya dikalahkan Serbia 0-1, setelah Klose diganjar kartu merah.
Dan kebintangan Oezil bersinar sangat terang tatkala ia menjadi penentu kemenangan Jerman atas Ghana, sekaligus memastikan juara dunia tiga kali itu ke babak 16 besar.
Gol yang dibuat Oezil sangat indah. Dari depan kotak penalti, dengan kaki kiri, ia melepaskan tendangan “gantung” ke pojok kanan gawang Ghana, yang teramat sulit dijangkau kiper Richard Kingson.
“Aku tendang saja bolanya,” ujarnya seusai pertandingan, seperti dikutip AP. “Aku dapat support besar dari rekan-rekan setim. Tak peduli siapa lawan kami nanti, kami harus tetap menang.”

Oezil adalah salah satu pemain “keturunan” yang ada di skuad Jerman saat ini, seperti halnya Cacau (Brasil), Jerome Boateng (Ghana), Piotr Trochowski, Podolski dan Klose (Polandia), Dennis Aogo (Nigeria) dan Mario Gomez (Spanyol).
Ia berdarah Turki, dari keluarga muslim, dan dikenal memiliki kebiasaan membaca Al Quran setiap kali akan turun bertanding. Oezil lahir di Gelsenkirchen, merintis karir profesionalnya bersama Schalke, lalu pindah ke Bremen sejak dua tahun lalu, dan belakangan Arsene Wenger kabarnya mulai melirik gelandang serang yang baru berusia 21 tahun itu untuk diangkut ke Arsenal.
Mesut Oezil -Pemain Jerman Keturunan Turki Muslim-
Pria dengan tinggi badan 182 ini melakoni debut internasionalnya di tim Jerman senior pada Februari 2009, dan mencetak gol pertama buat negaranya di pertandingan ketiganya, ke gawang Afrika Selatan pada laga persahabatan di bulan September di tahun yang sama.
Setelah ini Mesut Oezil hampir dipastikan menjadi salah satu pilar utama Jerman. Performanya memukau, memberi warna baru pada Der Panzer yang kian kosmopolitan.
“Akan sangat berat melawan Inggris,” tukasnya kepada Telegraph, menyebut tim yang akan dihadapi Jerman di babak perdelapan final. “Mereka jelas-jelas lebih kuat dibanding Ghana. Tapi kalau kami mengerahkan kekuatan seperti yang kami lakukan malam ini, kami akan memenangi pertandingan itu juga.” (a2s/nar)
Kebiasaan Oezil/ Ozil ini sangat pantas untuk ditiru oleh semua pemain Muslim, terutama pamain nasional Indonesia. Agar bangkit dari keterpurukan disemua kompetisi yang ada didunia.
Semoga artikel diatas dapat menginspirasi kita semua, untuk lebih baik lagi. Kalau bisa seperti Mesut Oezil ^_^
Germany: Football squad revitalised with multicultural approach


When Sami Khedira and his Under-21 team‑mates held aloft the European Championship trophy last summer, after humbling England 4–0 in the final, they dreamed of changing the face of German football. Little did they know that their opportunity would come so quickly.


This article was prepared by the Islam in Europe blog - islamineurope.blogspot.com

After Euro 2008, Joachim Löw, the Germany manager, accepted the need to "rejuvenate" a squad that had become too heavily seasoned in parts. He has done so in spectacular fashion. Germany have only nine survivors from that tournament here. (It is worth remembering that they were runners-up in Austria and Switzerland.) And once Löw had done with filleting his squad, the players he turned to were almost all from the next generation.




Khedira, the U-21 captain during that heady campaign in Sweden, and five of his team‑mates, including Mesut Ozil, who had orchestrated the destruction of Stuart Pearce's England, were given the call and so were four other youngsters who were eligible for the U-21 finals. Two of those, Thomas Müller and Holger Badstuber, were not selected for Sweden simply because they had not yet emerged from Bayern Munich's reserves. Their progress over this past season has been startling.

(...)

The youth of this new Germany, however, is only part of the story. The country has changed greatly over the past decade or so, with its society becoming more integrated, and Löw's squad reflects what the tabloids like to call German "multi-culti". Of the six players promoted from Horst Hrubesch's U-21 champions, five are of immigrant backgrounds. The exception is the goalkeeper Manuel Neuer. Khedira's father is Tunisian and Ozil is of Turkish descent. Jerome Boateng's father is Ghanaian, Dennis Aogo's is Nigerian while Marko Marin was born in Bosnia. In addition, Serdar Tasci, one of the group that was eligible for Sweden but did not play, has Turkish parents.

The German government oversaw a liberalisation of its eligibility laws in 1999, which made it easier for foreigners and the children of immigrants to gain citizenship. The stand-out case in Löw's squad is the striker Cacau, who came on as a substitute against Australia to score the fourth goal. The 29-year-old was born and raised in Brazil and came to Germany, initially, to play lower-league football. But as he has worked his way to the top, so he has passed the requisite tests to become a German national. One of his examination questions concerned the names of former German chancellors; Cacau has consequently earned the nickname of "Helmut" from his team‑mates.

The challenge that faced the German Football Association (DFB), though, was to make sure the likes of Khedira, Ozil and Boateng did not declare for the other countries for which that they were eligible. Boateng's brother, Kevin-Prince, the Portsmouth forward, has pledged himself to Ghana – in a quirk of fate, Germany face Ghana in the final group game, pitting the brothers against one and other.

Driven perhaps by their lack of young talent, the DFB made a conscious effort to court and groom players from the immigrant community, even employing a dedicated integration officer. They can now enjoy the fruits of those labours.

"We are aware that it's something new to have German national players with Turkish, Ghanaian, Nigerian or Tunisian roots but for our generation, it's very normal," said Khedira, who is the DFB's poster boy for the liberation generation. "We have some players called Khedira and some called Müller. We don't know any differently."

Ozil's case is considered as being particularly significant. Turkish-Germans represent by far the largest ethnic minority in the country and, in the past, many of them, like the Altintop brothers, have opted to play for the country of their parents. Ozil, a third generation immigrant, could inspire the community to follow in his footsteps.

Tuesday, August 04, 2009


German football club getting Muslim protests over club song


German football club Schalke and their management are busy doing damage control and public relations work after a curious threat of protests and massive outrage over the team’s club song. The Bundesliga club is getting waves of protest emails, boycott threats and petitions after the German Muslim community began venting their anger over a passage of the club’s song they feel is blasphemous.
Here is the song, translated into English as it appears on the club’s website.
Blue and White

Blue and white, how I love you
Blue and white, forever true
Blue and white is just like heaven born
Blue and white are the colours we have always worn

If we had a kingdom for us to make
It would resemble Schalke and no mistake
All the girls, oh so young and fair
Would sport a blue and white ribbon tied up in her hair

Mohammed was a prophet who
Knew nothing of football, that much is true
But of all the colours shining bright
The ones he thought up were our royal blue and white
A thousand fires in the night
Have brought us lots of pleasure and delight
A thousand friends all standing side by side
Will make sure FC Schalke will never die
In bold is the passage in question.

The boycotts have been threatened if club officials do not change the part of the song deemed insulting to the feelings of Muslim. An unnamed Schalke spokesman vowed to take the accusations seriously, saying the club plans to hire an Islam expert to investigate the blasphemous charge.

More...
heinnews.com