KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W.
Khutbah ini disampaikan pada 9hb Zulhijjah
Tahun 10 Hijriyang di Lembah Uranah, Gunung Arafah
Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah deign telti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan Kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kami lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya, kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti dalam perkara-perkara kecil.
Wahai Manusia Sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu, maka mereka, juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam Susana kasih saying. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai kedalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai Manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-katku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikankanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah Ibadah Haji sekiranya kamu mampu. Ketahui bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
Ingatlah, bahawa, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung jawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaaku.
Wahai Manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan ada lain agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, necaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah ALQURAN dan SUNNAHKU.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMU.
WASIAT RASULULLAH S.A.W.
“Telah bersabda Rasullah s.a.w. Jibrail sentiasa mengharap-harapkan akan menjadi manusia kerana tujuh perkara iaitu, sembahyang yang lima berimam, duduk bersama ulamak-ulamak, menziarah orang sakit, menghantar jenazah, memberi air minum, mendamaikan diantara dua orang bermusuh-musuhan dan memuliakan jiran serta anak-anak yatim. Maka bersungguh-sungguhlah engkau diatas perkara tersebut”.
Telah bersabda Rasullah s.a.w. beramallah engkau dengan lurus hati kerana Allah. Bahawasanya Allah Ta’ala tidak akan menerima melainkan orang yang lurus hatinya. Allah Ta’ala telah berfirman yang bermaksud;
“Barang siapa mengharap untuk berjumpa dengan Tuhanya maka hendaklah
Dia beramal yang baik den janganlah mempersekutukan Tuhan dengan apa
Juga pun”.KATA PERKENALANoleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar) PRAKATALingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa - xliii; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - xlv; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - xlvi; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -xlvii; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat - xlviii; Masalah penyaliban Almasih - li; Rumawi dan kaum Muslimin - lii; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - lii; Sebab permusuhan Islam-Kristen - lv; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - lvi; Penjajahan dan propaganda anti Islam - lviii; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -lviii; Sikap jumud di kalangan pemuda - lix; Ilmu dan literatur Barat - lx; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - lxi; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - lxii; Terpikir akan menulis buku ini - lxiii; Qur'an sumber yang paling otentik - lxiii; Konsultasi yang tepat - lxiv; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia - lxviii. |
Apa itu Islam? |
Islam adalah risalah Allah SWT. yang terakhir bagi manusia, oleh karena itu Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi-Nya yang terakhir yaitu Sayidina Muhammad Saw.. Dan juga sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. adalah membawa risalah Allah SWT. yang universal dan sebagai pembuka untuk semua alam. Setiap Nabi datang dengan risalah dari Allah SWT. untuk kaumnya masing-masing, sedangkan Nabi Muhammad Saw. dengan Islam sebagai risalah Allah SWT. yang terakhir untuk semua manusia bahkan jin. Allah SWT. berfirman: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."( QS. Al-Anbiya': 107), Allah SWT. berfirman: "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba': 28), dan Allah SWT. berfirman: "Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua" (QS. Al-A'raf: 158) Dan juga Nabi Muhammad Saw. telah mengkabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah mengkhususkan Nabi Muhammad Saw. dengan amanat seperti ini, maka Nabi Muhammad Saw bersabda: "Nabi yang dahulu diutus untuk kaum yang khusus, sedangkan aku diutus untuk manusia seluruhnya" (HR. Bukhari Muslim)
Islam adalah agama yang mudah, tidak sukar dan tidak sempit, Allah SWT. berfirman: "Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj: 78) Allah SWT. juga berfirman: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185) dan asas Allah SWT. kepada agama ini secara dzahir ada lima rukun yaitu: Dua Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji ke baitullah. dan di dalam akidah kita yaitu rukun iman, ada enam rukun yaitu: Iman kepada Allah SWT., Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari kiamat, dan ketetapan yang baik dan buruk. Kemudian keimanan dibagi kedalam rincian-rincian yang banyak, yaitu beberapa perintah dan larangan di dalam Syariat Islamiyah yang telah menghubungkan dalam jumlahnya kepada sebuah kejelasan, dan tujuh puluh cabang seperti yang dikabarkan oleh orang yang percaya dan dipercaya.
Sebuah Hadits Jibril as. yang menjelaskan rukun Islam dan Iman, diriwayatkan oleh tuan kita 'Umar ra. Berkata: Suatu ketika kami sedang berada di sebuah majlis bersama Rasulullah Saw. ketika itu muncul seoarang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, tidak terlihat kepadanya bekas perjalanan yang jauh, dan satupun dari kita tidak mengenalnya, kemudian dia duduk dihadapan Nabi Saw, lalu orang itu menyenderkan lututnya kepada lutut Nabi Saw., dan meletakan telapak tangannya di atas paha Nabi Saw., dan berkata: "Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam".
Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa di bualan Ramadhan, dan haji ke baitullah jika kamu mampu menjalankannya.". Orang itu berkata: "Kamu benar". 'Umar berkata: "Maka kami terkejut kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian orang laki-laki itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan lah kepadaku tentang iman". Nabi menjawab: "Kamu percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk". Dia berkata: "Kamu benar". Kemudian bertanya lagi: "Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan". Nabi menjawab: "Kamu menyembah Allah seperti kamu melihat-Nya tetapi jika belum dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Beliau melihatmu". Lalu dia bertanya lagi: kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat. Nabi menjawab: "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya". Lalu dia bertanya lagi: Kabarkanlah kepadku tentang janji hari kiamat. Nabi menjawab: "Ketika pembantu melahirkan anak, kamu melihat para pemimpin tanpa alas kaki sehingga ketergantungan dengan orang lain dan bangunan-bangunan semakin tinggi". Berkata 'Umar: "Kemudian orang laki-laki itu keluar maka aku timbul pertanyaan dalam hatiku, kemudian Nabi bersabda kepadaku: "Wahai 'Umar apakah kamu mengetahui siapa orang yang bertanya itu". Aku berkata: "Allah dan Rasul lebih mengetahui". Rasul berkata: "Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia datang untuk memberi pengetahuan tentang agama kalian" (HR. Muslim: juz 1 hal. 37) Dan Nabi Saw. mengkabarkan tantang cabang iman, lalu Nabi berkata: "Sebuah kejelasan bahwa tujuh puluh cabang iman dan sifat malu adalah sebagian cabang iman" (HR. Bukhari: juz 1 hal. 63)
Adapun dengan penamaan Islam dengan kata Islam: sesungguhnya Islam adaah agama yang selamat dan diselamatkan oleh Allah Tuhan semesta alam, maka Islam adalah agama yang mengajak Muslim untuk berpasrah kepada Allah yang satu dan melepaskan dari segala sesuatu yang selainnya dari Tuhan-Tuhan, patung-patung sampai segala sesuatu yang menjadikan manusia musyrik bersama Tuhannya, karena sesungguhnya dia mengikuti hawa nafsunya, Allah berfirman: "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" (QS. Al-Furqan: 43), sama juga mengajak Muslim kepada keselamatan hanya untuk diri sendiri, padahal bersama adanya keluasan Allah, dalam masalah ini Nabi Saw. bersabda: "Seorang Muslim sebagian dari keselamatan Muslim-Muslim yang lainnya dari lisannya dan tangannya" (HR. Bukhari Muslim: juz 1 hal. 13)
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah, Allah lah yang menamakan Islam dengan kata ini dan meridhainya karena sesungguhnya Beliau adalah Tuhan semesta alam, Allah SWT. berfirman: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Ma'idah: 3). Allah SWT. juga berfirman: "(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia." (QS. Al-Hajj: 78), Allah menamakan Muslim kepada orang Islam, karena kekhususan-kekhususan dari umat yang terakhir ini. Umat yang memiliki agama yang terakhir, Nabi Saw. yang terakhir. Sesungguhnya orang yahudi menamakan dirinya sendiri yang sebagai binaan dakwahnya Nabi Musa as., Allah SWT. bercerita dalam firman-Nya: "Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."" (QS. Al-'Araf: 156). Begitu juga orang-orang Nasrani menamakan dirinya sendiri, Allah SWT. berfirman: "Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya." (QS. Al-'Araf: 156). Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena telah mengkhususkan dan melebihkan kita atas semua ciptaannya yang sempurna.
Dan kita mengharapkan dengan jawaban ini kita dapat mengetahui tentang kedudukan Islam antara risalah-risalah yang terdahulu, juga kita mengerti tentang agama kita secara keseluruhan, bagaimana dinamakan dengan kata Islam dan penemaan pengikut Islam yaitu Muslim. Shalawat serta salamnya Allah atas Nabi kita, keluarganya, dan para sahabatnya, dan Allah SWT. yang paling tinggi dan paling mengetahui.
Kisah Nabi Musa Membelah Laut Merah Terbukti secara IlmiahKisah Nabi Musa Membelah Laut Merah Terbukti secara Ilmiah
Friday, 01 October 2010 17:15
Angin mampu menghempaskan air laut hingga mencapai dasar lautan pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir.
Kisah Nabi Musa AS membelah Laut Merah tiba-tiba kembali populer. Pasalnya, salah satu mukzijat yang diberikan Allah SWT saat menghindari kejaran Fir’aun dan pasukannya, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran maupun alkitab, ini didukung secara ilmiah.
Setelah melalui riset yang cukup lama, para ilmuwan Amerika Serikat menyimpulkan, dilihat dari sisi ilmiah, kisah Laut Merah yang terbelah sangat mungkin terjadi. Angin dari timur yang berembus kencang sepanjang malam bisa mendorong air laut dan membelah Laut Merah seperti yang tertulis pada kitab suci agama samawi.
Menurut tulisan dari kitab suci Islam maupun Kristen, Nabi Musa AS memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir karena kejaran Fira’un pada 3.000 tahun yang lalu. Laut Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Nabi Musa AS melintas dan langsung menutup kembali, menenggelamkan para tentara Fir’aun yang berada di belakangnya.
Simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air memperlihatkan, angin mampu menghempaskan air laut hingga mencapai dasar lautan pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir. Laguna itu memiliki panjang tiga hingga empat kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam. “Hasil simulasi sangat cocok dengan kisah itu,” kata pemimpin NCAR yang melakukan studi ini, Carl Drews, seperti dilansir Reuter.
Friday, 01 October 2010 17:15
Angin mampu menghempaskan air laut hingga mencapai dasar lautan pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir.
Kisah Nabi Musa AS membelah Laut Merah tiba-tiba kembali populer. Pasalnya, salah satu mukzijat yang diberikan Allah SWT saat menghindari kejaran Fir’aun dan pasukannya, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran maupun alkitab, ini didukung secara ilmiah.
Setelah melalui riset yang cukup lama, para ilmuwan Amerika Serikat menyimpulkan, dilihat dari sisi ilmiah, kisah Laut Merah yang terbelah sangat mungkin terjadi. Angin dari timur yang berembus kencang sepanjang malam bisa mendorong air laut dan membelah Laut Merah seperti yang tertulis pada kitab suci agama samawi.
Menurut tulisan dari kitab suci Islam maupun Kristen, Nabi Musa AS memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir karena kejaran Fira’un pada 3.000 tahun yang lalu. Laut Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Nabi Musa AS melintas dan langsung menutup kembali, menenggelamkan para tentara Fir’aun yang berada di belakangnya.
Simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air memperlihatkan, angin mampu menghempaskan air laut hingga mencapai dasar lautan pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir. Laguna itu memiliki panjang tiga hingga empat kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam. “Hasil simulasi sangat cocok dengan kisah itu,” kata pemimpin NCAR yang melakukan studi ini, Carl Drews, seperti dilansir Reuter.
Kisah Menarik Perbezaan Sang Alim & Sang Abid Tanpa IlmuKisah Menarik Perbezaan Sang Alim & Sang Abid Tanpa Ilmu
Satu kisah menarik yang ingin saya kongsikan bersama para pembaca sekalian. Kisah ini saya nukilkan daripada apa yang disampaikan oleh Syaikhuna al-Allamah al-Hafidz Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Ba’ith al-Kittani al-Syafie hafizahullah ketika beliau menyampaikan ceramah di Dewan Besar Yayasan Khairiah , Kupang Baling Kedah. Kebetulan pada waktu itu, saya disuruh oleh Syaikhuna Muhammad Ibrahim hafizahullah untuk menterjemahkan ucapan beliau di dalam Bahasa Melayu agar mudah difahami oleh para pendengar.
Satu kisah menarik yang ingin saya kongsikan bersama para pembaca sekalian. Kisah ini saya nukilkan daripada apa yang disampaikan oleh Syaikhuna al-Allamah al-Hafidz Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Ba’ith al-Kittani al-Syafie hafizahullah ketika beliau menyampaikan ceramah di Dewan Besar Yayasan Khairiah , Kupang Baling Kedah. Kebetulan pada waktu itu, saya disuruh oleh Syaikhuna Muhammad Ibrahim hafizahullah untuk menterjemahkan ucapan beliau di dalam Bahasa Melayu agar mudah difahami oleh para pendengar.
Syaikhuna memilih untuk membicarakan tentang kelebihan ilmu dan amal bagi penuntut ilmu. Maka beliau menceritakan sebuah cerita yang menarik perhatian semua pendengar pada petang tersebut.
Pada suatu masa dahulu, terdapat seorang raja yang sangat bijak. Raja tersebut ingin mengajarkan kepada rakyat jelata suatu perkara yang sangat penting. Mungkin pada waktu itu masyarakat tidak dapat membezakan mana satu golongan alim dan mana satu golongan abid ( yang hanya beribadah tanpa ilmu) .
Maka raja memanggil seorang alim dan seorang abid yang tiada ilmu bagi membuktikan bahawa antara kedua-dua golongan ini pasti terdapat perbezaan yang jelas.
Raja menyuruh kedua-dua orang ini masuk ke dalam bilik yang berbeza. Setiap bilik diletakkan perkara yang sama iaitu diletakkan sebilah pisau, sebotol arak dan seorang wanita. Sang Raja juga mengarahkan kepada kedua-dua orang tersebut untuk melaksanakan salah satu daripada tiga perkara iaitu sama ada meminum arak, atau berzina dengan wanita tersebut atau mengambil pisau yang disediakan lalu membunuh wanita tersebut bagi mengelakkan daripada melakukan dosa zina.
Bilamana dimasukkan si alim dan si abid di dalam bilik masing-masing yang sudah tersedia di dalamnya ketiga-tiga perkara tersebut. Maka kedua-duanya sebaik sahaja berhadapan dengan ketiga-tiga perkara yang diarahkan oleh Sang Raja melaksanakan salah satu daripadanya, masing-masing punya pemikiran dan cara penyelesaian yang berbeza.
Bagaimana Sang Alim dan Sang Abid ini menyelesaikannya? Saya akan ceritakan satu persatu mengikut turutan. Kita lihat dahulu apa yang difikirkan oleh Sang Abid dan bagaimana dia menyelesaikan masalah tersebut.
SANG ABID DAN PENYELESAIANNYA
Sebaik sahaja masuk di dalam bilik tersebut, Sang abid melihat ketiga-tiga perkara telah berada di hadapannya. Sebilah pisau, sebotol arak dan seorang wanita cantik. Maka terlintas di dalam fikiran sang abid bahawa ketiga-tiga ini adalah dosa . Mengambil pisau dan menggunakan pisau tersebut untuk membunuh wanita cantik tersebut bagi mengelakkan zina adalah merupakan dosa yang besar. Berzina dengan wanita tersebut juga merupakan dosa yang besar. Perkara yang paling ringan sedikit berbanding membunuh dan berzina adalah minum arak. Maka , sang abid yang yakin dengan jalan penyelesaiannya terus mengambil botol arak dan meneguk isinya .
Apa yang berlaku seterusnya? Sebaik sang abid tersebut selesai minum arak, dia terus mabuk dan di dalam keadaan tersebut , dia menghampiri wanita cantik itu lalu mengajaknya bersetubuh dan akhirnya mereka berzina . Sebaik selesai berzina, sang abid sedar akan kesalahan yang dilakukannya . Bagi mengelakkan si wanita membongkarkan rahsianya, maka dia terus mengambil pisau dan membunuh wanita tersebut.
Maka , secara tidak sedar , Sang Abid telah melakukan ketiga-tiga perkara dosa tersebut secara sekaligus.
Bagaimana pula keadaan Sang Alim di bilik yang lain? Bagaimanakah dia menyelesaikannya?
Kita akan melihat pula bagaimanakah cara penyelesaian dan pemikiran Sang Alim tersebut.
SANG ALIM DAN PENYELESAIANNYA
Sebaik sahaja sang alim tersebut masuk ke dalam bilik itu, beliau tersentak dengan kewujudan ketiga-tiga perkara tersebut. Sang Raja telah mengarahkan agar melaksanakan salah satu daripada tiga perkara itu.
Sang Alim berfikir, “ Jika aku mengambil pisau dan membunuh wanita itu maka aku telah melakukan dosa membunuh. Membunuh adalah dosa yang besar di sisi Allah taala. Jika aku berzina dengan wanita tersebut juga ianya merupakan dosa yang besar di sisi Allah taala. Jika aku mengambil arak dan meminumnya maka itu juga merupakan dosa yang besar. Jadi bagaimanakah cara yang terbaik untuk aku laksanakan?”
Sang Alim terfikir lagi , “ Jika aku meminum arak, akalku akan hilang dan kemungkinan aku akan laksanakan perkara yang aku tidak fikirkan. Maka jalan yang terbaik pada waktu sekarang adalah dengan aku mengambil pandangan di dalam Mazhab al-Imam Abu Hanifah radhiyallahu anhu yang membenarkan seorang wanita tersebut mengahwinkan dirinya sendiri tanpa kewujudan dan persetujuan walinya”
Maka sang alim terus pergi kepada wanita tersebut dan mengatakan kepadanya : “ Wahai wanita, sudikah kamu berkahwin denganku?
Wanita tersebut bersetuju dengan cadangan yang diberikan oleh Sang Alim tersebut. Maka sang alim tersebut melafazkan lafaz nikah dan sang wanita bersetuju dan menerimanya. Maka secara hukumnya mereka telah berkahwin mengikut pendapat di dalam Mazhab al-Imam Abu Hanifah rahimahullah.
Secara tidak langsung, sang alim telah menjauhkan dirinya daripada kesemua dosa tersebut. Beliau tidak membunuh, tidak minum arak dan berzina. Malah beliau mendapatkan perkara yang lebih besar daripada itu iaitu dengan berkahwin dengan wanita cantik tersebut.
Selesai perkara tersebut, Sang Raja tersenyum kerana akhirnya beliau dapat membuktikan tetap ilmu itu lebih mulia daripada segalanya. Tanpa ilmu seseorang itu akan tersilap melakukan penilaian yang terbaik.
Mohd Nazrul Abd Nasir,
Penuntut Ilmu Di Masjid al-Azhar al-Syariff & Masjid al-Asyraff,
Wangsa Maju, Selangor Darul Ehsan,
Malaysia
Dikirim dalam Umum Penuntut Ilmu Di Masjid al-Azhar al-Syariff & Masjid al-Asyraff,
Wangsa Maju, Selangor Darul Ehsan,
Malaysia
Apa keistimewaan malam Nisfu Syaaban?
Malam Nisfu Sya’aban adalah malam dimana buku atau file tentang umur, rezeki kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku yang baru. (pada waktu Maghrib malam itu dibuka buku baru, tutup buku lama iaitu buku tahun lepas)
Rasulullah s.a.w. ada melakukan solat-solat sunat pada malam Nisfu Syaaban dan berpuasa pada siangnya. Antara fadhilat puasa pada hari 15hb Syaaban ialah dihapuskan dosa setahun. Tentang amalan membaca Yasin pula ada ulama buat, ada kata bidaah (perkara baru), namun orang yang melakukannya kira ulama yang teratas jugalah yang boleh diikuti.
Abdullah bin Masud ada meriwayatkan doa pada malam ini dari firman Allah, “yam hullah huma yasa’:
Dalam Islam cuma 5 hari (4 hari raya haji, 1 hari raya puasa) yang diharamkan berpuasa setahun, selain dari itu dibenarkan. Rasulullah s.a.w. banyak
Malam Nisfu Sya’aban adalah malam dimana buku atau file tentang umur, rezeki kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku yang baru. (pada waktu Maghrib malam itu dibuka buku baru, tutup buku lama iaitu buku tahun lepas)
Dari `Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad s.a.w., sabdanya: “Tahukah engkau (wahai `Aisyah) apa yang berlaku pada malam ini?” – Malam Nisfu Sya’aban.Saiyidatina `Aisyah pula bertanya; “Apa yang berlaku pada malam ini, Ya Rasulullah? ” Baginda menjawab: “Pada malam ini akan ditulis perihal tiap-tiap seorang anak Adam yang dilahirkan dalam tahun ini dan pada malam ini juga akan ditulis nama tiap-tiap seorang anak Adam yang akan mati pada tahun ini, demikian juga pada malam ini akan diangkat amal-amal mereka (ke hadrat Ilahi) dan pada malam ini juga akan ditentukan turunnya rezeki mereka.”Biasanya Allah memberi perhatian kepada langit yang dekat dengan kita pada akhir malam (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya) Pada Malam Nisfu Syaaban, Allah memberi perhatian terus bila ghuru’(matahari terbenam) dan tidak menunggu akhir malam.
Hadis yang diriwayatkan daripada Ali ra: Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah kamu (menghidupkannya dengan ibadah) pada waktu malam dan berpuasalah kamu pada siangnya, kerana sesungguhnya Allah swt akan turun ke langit dunia pada hari ini bermula dari terbenamnya matahari….Apakah amalan pada malam Nisfu Syaaban? Bidaahkah membaca Yasin 3 kali? Bolehkah berpuasa pada hari Nisfu Syaaban? Apa kelebihannya?
“Allah turun ke langit dunia“, bukanlah bermaksud Allah bergerak atau berpindah sebaliknya ia bermaksud “Allah memberi perhatian kepada langit dunia yang dekat dengan kita (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya)“
Rasulullah s.a.w. ada melakukan solat-solat sunat pada malam Nisfu Syaaban dan berpuasa pada siangnya. Antara fadhilat puasa pada hari 15hb Syaaban ialah dihapuskan dosa setahun. Tentang amalan membaca Yasin pula ada ulama buat, ada kata bidaah (perkara baru), namun orang yang melakukannya kira ulama yang teratas jugalah yang boleh diikuti.
Abdullah bin Masud ada meriwayatkan doa pada malam ini dari firman Allah, “yam hullah huma yasa’:
Ar-Ra’d [39] Allah menghapuskan apa jua yang dikehendakiNya dan Dia juga menetapkan apa jua yang dikehendakinya dan (ingatlah) pada sisiNya ada “Ibu segala suratan”.Bolehkah berpuasa dalam Bulan Syaaban? Ada yang mengatakan kalau nak puasa pada bulan Syaaban kena puasa sebelum 15hb Syaaban? Apakah Nabi puasa sebulan pada bulan Syaaban?
Dalam Islam cuma 5 hari (4 hari raya haji, 1 hari raya puasa) yang diharamkan berpuasa setahun, selain dari itu dibenarkan. Rasulullah s.a.w. banyak
Dikirim dalam Nisfu Syaaban | Label: nisfu sya'ban
Before Salaat
1. Body, clothes and place of prayer must be clean.
2. Perform wudu (ritual ablution) if needed.
3. Women are required to cover their hair.
4. Face the Qibla, the direction of Mecca.
5. Stand erect, head down, hands at sides, feet evenly spaced.
6. Recite Iqama (private call to prayer):
6a. Here are some sample audiofiles of the Athan (call to prayer) Quicktime, they are very similar to Iqama: Real Audio MP3
Allaahu Akbar (4x) Ashhadu Allah ilaaha illa-Lah (2x) Ash Hadu anna Muhamadar rasuulullah (2x) Hayya' alas Salaah (2x) Hayya' ala Falaah (2x) [Fajr only] A-Salaatu Khayrun Mina-Naum (2x) Qad qaamitis Salaah (2x) [Iqama only - not recited in Athan] Allaahu Akbar (2x) Laa ilaaha illa-Lah | God is great. (x4) I bear witness that there none worthy of worship except God. (x2) I bear witness that Muhammad is the Messenger of God. (x2) Come to prayer. (x2) Come to felicity. (x2) [Fajr only] Prayer is better than sleep. (x2) [Iqama only] Our prayers are now ready. Our prayers are now ready. (x2) God is great. (x2) There is none worthy of worship except God. |
(For example: "I intend to offer the 4 rakats of the Isha prayer and face the Qibla for the sake of Allah and Allah alone.")
Begin Salaat
1. Niyyat: Stand with respect and attention; put the world behind you.
Bring hands to ears, palms forward, thumbs behind earlobes and say (The entire prayer must be recited in Arabic, but for your information we give the English translation next to the Arabic transliteration) :
Allahu Akbar | God is great. |
look at the ground in front of you and recite Opening Supplication (optional):
3. Fatiha: Recite aloud the Fatiha, the first surah of the Qur'an. MP3 RealAudio
Subhaana ala humma wa bihamdika
wa tabaara kasmuka wa ta'aalaa jadduka
wa laa ilaaha ghairuk
* * *
A'uudhu billaahi minash shaitaan ar-RajeemGlory to You, O Allah, and Yours is the praise. And blessed is Your Name, and exalted is Your Majesty.
And there is no deity to be worshipped but You
* * *
I seek refuge in Allah from Satan, the accursed.
4. Ruk'u: Hands drop to sides; bend from waist, palms on knees, back parallel to ground; look at feet.
Bismillaah ar-Rahman ar-Raheem Al hamdu lillaahi rabbil 'alameen
Ar-Rahman ar-Raheem
Maaliki yaumid Deen
Iyyaaka na'abudu wa iy yaaka nasta'een
Ihdinas siraatal mustaqeem
Siraatal ladheena an 'amta' alaihim
Ghairil maghduubi' alaihim waladaaleen
AameenIn the name of God, the infinitely Compassionate and Merciful.
Praise be to God, Lord of all the worlds.
The Compassionate, the Merciful.
Ruler on the Day of Reckoning.
You alone do we worship, and You alone do we ask for help.
Guide us on the straight path,
the path of those who have received your grace;
not the path of those who have brought down wrath, nor of those who wander astray.
Amen.
For the first two rakats at any time of prayer, recite an additional short selection from the Qur'an after al Fatiha.
(While bending:) Allahu Akbar (While bent:) Subhanna rabbiyal 'Azeem (3x) | God is great. Holy is my Lord, the Magnificent. |
(While rising:) Sami' allaahu liman hamidah (Response from congregation:) Rabbanaa wa lakal hamd (Standing straight, pause:) Allahu Akbar | Allah listens to him who praises Him. Our Lord, to You is due all praise. God is great. |
6. Sudjood: Prostrate—hands on knees, lower slowly to kneeling position;
touch forehead, nose and palms to ground (but not elbows);
bend toes so tops of feet face the Qibla.
Subhaana rabbiyal 'Alaa (3x) (Pause:) Allahu Akbar | Glory to my Lord, the Most High. God is great. |
right toes bent; women keep both feet, soles up, under body.
(Pause:) Allahu Akbar | God is great. |
Subhaana rabbiyal 'Alaa (3x) (Pause:) Allahu Akbar | Glory to my Lord, the Most High. God is great. |
10. To proceed to the second and fourth rakats:
pause pause
(While rising:) Allahu Akbar | God is great. | Return to standing position recite al-Fateha |
Remain seated and recite At-Tashahhud:1
At Tahiyyaatu lilaahi was Salawaatu wat tayibaatu As Salaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatul laahi wa barakaatuh As Salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ebaadillaahis saaliheen, (Hands on knees, raise right forefinger:) Ash hadu allaa ilaah ilallaah Wa ash hadu anna Muhammadan 'abduhuu wa rasuuluh | All greetings, blessings and good acts are from You, my Lord. Greetings to you, O Prophet, and the mercy and blessings of Allah. Peace be unto us, and unto the righteous servants of Allah. I bear witness that there is none worthy of worship except Allah. And I bear witness that Muhammad is His servant and messenger. |
(While rising:) Allahu Akbar | God is great. | Return to standing position recite al-Fatiha |
Remain seated, recite At-Tashahhud, and then recite the Salawat:
Allaahumma salli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ali Muhammadin Kamaa sallaita 'alaa Ibraaheema wa 'alaa ali Ibraaheema Innaka hameedun Majeed Alaahumma baarik 'ala Muhammadin wa 'alaa ali Muhammadin Kamaa baarakta 'alaa Ibraaheema wa 'alaa ali Ibraaheema Innaka hameedun Majeed | O Allah, bless our Muhammad and the people of Muhammad; As you have blessed Abraham and the people of Abraham. Surely you are the Praiseworthy, the Glorious. O Allah, be gracious unto Muhammad and the people of Muhammad; As you were gracious unto Abraham and the people of Abraham. Surely you are the Praiseworthy, the Glorious. |
As Salaamu 'alaikum wa rahmatulaah | Peace and blessings of God be upon you. |
Wipe face with palms. If praying in a group, stand and greet each other individually,
saying: "May God receive our prayers."
1At-Tashahhud is a recreation of the conversation held between Allah and the Prophet Muhammad (peace and blessing upon him) during the night of the Heavenly Ascent (Miraj)
From your Islam Guide
How to Make Wud'u
Difficulty Level: Easy Time Required: 5 minutes
Here's How:
- A Muslim begins every action with intention. To yourself, make the intention to cleanse yourself for prayer, for the sake of Allah.
- To yourself, say "Bismillah ar-Rahman ar-Raheem" (In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful).
- Wash your hands three times, making sure the water reaches between the fingers and all over the hands.
- Bring a handful of water to your mouth and rinse it thoroughly three times.
- Sniff water into your nose three times to clean it. Use your right hand to bring up the water, and your left hand to expel it.
- Wash your entire face three times.
- Wash your arms, up to the elbows, three times. Start with the right.
- Use your wet hands to wipe over your head once, from front to back and front again.
- Use your wet fingers to wipe the inside and outside of your ears, once.
- Wash your feet up to the ankles three times. Start with the right.
- Dry off.
- Make the supplication,"Ashhadu anlaa ilaaha illallaahu wahdahu laa shareekalahu, washhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasooluhu (I witness that none should be worshipped except Allaah, and that Muhammad is His slave and Messenger).
Tips:
- Only a small amount of water is needed for wud'u, and Muslims are not to be wasteful. Fill a small water container, or your sink, and do not leave the water running.
Nabi Muhammad s.a.w.
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
|
Surah Al-Anbiya, ayat 107 bermaksud:
[sunting] Kelahiran
Nabi Muhammad telah diputerakan di Makkah, pada hari Isnin, 12 Rabiulawal (20 April 571M). Ibu baginda, iaitu Aminah binti Wahb, adalah anak perempuan kepada Wahb bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayahnya, Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh. Ayahnya telah meninggal sebelum kelahiran baginda. Sementara ibunya meninggal ketika baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim. Menurut tradisi keluarga atasan Mekah, baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat(ibu susu:-wanita yang menyusukan baginda) yang bernama Halimahtus Sa'adiah di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibunya. Setelah ibunya meninggal, baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, baginda dijaga oleh bapa saudaranya, Abu Talib. Ketika inilah baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudaranya di sekitar Mekah dan kerap menemani bapa saudaranya dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria). Sejak kecil, baginda tidak pernah menyembah berhala dan tidak pernah terlibat dengan kehidupan sosial arab jahiliyyah yang merosakkan dan penuh kekufuran.[sunting] Masa remaja
Dalam masa remajanya, Nabi Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Allah. Baginda hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan bongkak. Baginda menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berkongsi penderitaan mereka dengan berusaha menolong mereka. Baginda juga menghindari semua kejahatan yang menjadi amalan biasa di kalangan para belia pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As Saadiq (yang benar) dan Al Amin (yang amanah). Baginda sentiasa dipercayai sebagai orang tengah kepada dua pihak yang bertelingkah di kampung halamannya di Mekah.[sunting] Berumahtangga
Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada usia 51 tahun. Seorang lagi anak baginda adalah hasil perkahwinan baginda dengan Mariah Al-Qibtiyyah. Putera baginda bersama Mariah bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil.
[sunting] Bapa dan ibu saudara Nabi Muhammad
- Al-Harith bin Abdul Muthalib
- Muqawwam bin Abdul Muthalib
- Zubair bin Abdul Muthalib
- Hamzah bin Abdul Muthalib
- Al-Abbas bin Abdul Muthalib
- Abu Thalib bin Abdul Muthalib
- Abu Lahab bin Abdul Muthalib
- Abdul Kaabah bin Abdul Muthalib
- Hijl bin Abdul Muthalib
- Dzirar bin Abdul Muthalib
- Ghaidaq bin Abdul Muthalib
- Safiyah binti Abdul Muthalib
- 'Atikah binti Abdul Muthalib
- Arwa binti Abdul Muthalib
- Umaimah binti Abdul Muthalib
- Barrah binti Abdul Muthalib
- Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muthalib
[sunting] Kerasulan
Muhammad telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hatinya sehingga beliau kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah, yang kemudian dikenali sebgai Jabal An Nur untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah baginda sering berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.Pada suatu malam, ketika baginda sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Muhammad untuk membaca tetapi jawapan baginda tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
[sunting] Marhalah dakwah Rasulullah
Perjuangan dakwah Rasulullah yang boleh diringkaskan sebagai berikut:- Pertama: Marhalah Tasqif - tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan.
- Kedua: Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah - tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai masalah utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
- Ketiga: Marhalah Istilamil Hukmi - tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.
[sunting] Thalabun Nusrah
Thalabun Nusrah adalah detik bersejarah yang dapat dinukil didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Rasulullah Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan olehnya kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting:-- Pertama, untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung.
- Kedua, untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
[sunting] Cabaran-cabaran
Apabila Rasulullah menyeru manusia ke jalan Allah, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkan pengikut baginda adalah dari anggota keluarganya dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zayd dan Bilal. Apabila baginda memperhebat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, dengan itu ramai yang mengikutnya. Tetapi pada masa, baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Afan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.
Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah.
[sunting] Hijrah
Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Antara mereka yang tertarik dengan seruan baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib. Mereka menemui Rasulullah dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah dan orang-orang Islam Mekah.Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Rasulullah di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, pakcik baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang baginda dan orang-orang Islam Mekah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seagama. Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Rasulullah untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekah di bandar mereka. Rasulullah akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu.
Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekah cuba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain.
Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali Rasulullah, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah. Masyarakat Mekah kemudian memutuskan untuk membunuh baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Rasulullah akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah'.
[sunting] Madinah
Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Rasulullah Umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam. Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli.[sunting] Pembukaan Kota Makkah
[sunting] Meneladani perbuatan Rasulullah
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Rasulullah dibagi menjadi dua macam. Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara fitri, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah. Perbuatan-perbuatan jibiliyah, seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi Rasulullah maupun bagi umatnya. Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat).Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi Rasulullah, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram); atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi beliau. Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Rasulullah, seperti dibolehkannya beliau melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan beliau; maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikutinya. Sebab, perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi beliau berdasarkan Ijmak Sahabat. Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani beliau dalam perbuatan-perbuatan semacam ini.
Akan halnya dengan perbuatan beliau yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil. Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti sabda beliau:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَليِّ
“Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat”
خُذُوْا عَنِّيْ مَنَاسِكَكُمْ
"Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan)"
Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan beliau merupakan penjelas, agar kita mengikutinya. Penjelasan beliau bisa juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/indikasi yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas firman Allah SWT:
فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا
"Maka potonglah tangan keduanya." (Surah Al-Maidah : 38)
Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Rasulullah, baik berupa ucapan maupun indikasi yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu wajib, haram, mandub(sunat) atau mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil.
Sedangkan perbuatan-perbuatan beliau yang tidak terdapat di dalamnya indikasi yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas, bukan penolakan dan bukan pula ketetapan. Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) atau tidak. Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah maka perbuatan itu termasuk mandub(sunat), di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya. Misalnya Solat Duha. Sedangkan jika tidak terdapat di dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk mubah(harus).
[sunting] Pesanan terakhir Rasulullah (Isi khutbah terakhir Rasulullah)
Ketika Rasulullah mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, di antara isi dari khutbah terakhir Rasulullah itu ialah:- "Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
- "Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
- "Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
- "Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
- "Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.
- "Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
- "Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku.
- "Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu."
[sunting] Kronologi perkembangan Islam
- 570M- Nabi Muhammad dilahirkan.
- 610M- Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di Gua Hira'.
- 615M- Orang Muslim didera oleh puak Quraish. Hijrah pertama ke Habsyah.
- 616M- Saidina Hamzah dan Saidina Umar memeluk Islam. Hijrah kedua ke Habsyah.
- 619M- Khadijah (isteri nabi) dan Abu Talib (bapa saudara nabi) meninggal dunia. Melawat Taif. Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku.
- 621M- Baiat Aqabah 1
- 622M- Baiat Aqabah 2. Hijrah ke Madinah. Daulah Islamiyah dibina.
- 624M- Perang Badar.
- 625M- Perang Uhud.
- 627M- Perang Ahzab.
- 628M- Perjanjian Hudaibiyah.
- 629M- Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine, baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah.
- 630M- Pembukaan Makkah. Perang Hunain.
- 631M- Perang Tabuk.
- 632M- Kewafatan Nabi Muhammad Perlantikan Saidina Abu Bakar sebagai khalifah.
[sunting] Lihat juga
[sunting] Pautan luar
- Versi PDF Ar-Raheeq Al-Makhtum
- The Life of Muhammad oleh Muhammad Husayn Haykal
- About the Prophet Muhammad (University of Southern California)
- Muhammad, rencana di Encyclopaedia Britannica Online
- The Life of the Prophet, Makkan Period, Madeenah Period Part I & II
|
Sungguh Muhammad itu contoh yang utama bagi seluruh umat manusia , apakah manusia itu ada di kutub utara atau berada di kutub selatan.Dia lah satu-satunya manusia yang mulia yang dapat menghantar setiap umat manusia ke pintu surga ketika manusia tersebut mau dan tetap menjalankan perintah Allah dan sunatnya.[BR]Betapa besar jiwanya ketika pada masa-masa kenabiannya banyak tantangan dan rintangan yang harus dilaluinya meskipun datangnya dari kaumnya dan dari pihak quraisy serta memperlakukannya hingga diluar batas kemannusiaan.[BR]Demi keselamatan umat manusia Nabi Muhammad serta orang-orang yang beriman dengannya sudi menerima dan memikul segala macam siksaan serta hinaan.Dan yang lebih manyakitkan lagi adalah Beliau harus pergi meninggalkan tanah tumpah darah yang Ia cintai, Walaupun begitu cinta nabi Muhammad makin dalam kepada mereka dan makin besar hasratnya untuk menyelamatkan mereka.[BR]Beliau begitu tulus dalam menjalankan tugasnya tanpa mengharap balasan serta pujian dari umatnya.[BR]Padahal pada masa kenabiannya itu pihak quraisy sangat besar kebenciannya kepada nabi Muhammad sekeluarga ,pihak quraisy tega melakukan pembaikotan dan mengepung nabi,sehingga nabi terpaksas menyingkir ke celah - celah gunung diluar kota mekkah.[BR]Pernah suatu ketika , beliau dicegat oleh seseorang dari bangssa quraisy dan dengan tiba - tiba nabi disiram nya dengan tanah hingga sampai kekepala nabi, tahuakh orang apa yang dilakukan nabi ? Beliau pulang kerumah dengan tanah msih di kepala. Fatimah putrinya datang untuk mencuci dan membersihkan kepala Nabi sambil menangis . Tak ada yang lebih pilu rasanya dalam hati seorang ayah dari pada mendengar tangis anaknya, lebih - lebih anak perempuan.Setitik air mata kesedihan yang mengalir dari kelopak mata seorang putri adalah sepercik api yang membakar jantung , membuatnya kaku karena pilu, dan karena pilunya Beliau akan menangis kesakitan.[BR]Juga secercah duka yang menyelinap ke dalam hati adalah rintihan jiwa sungguh keras, terasa mencekik leher dan hampir pula menggenangi mata.[BR]Dari kejadian tersebut dapat dikatakan bahwa Nabi adalah seorang ayah yang sungguh bijaksana dan penuh kasih kepada putri- putrinya.Apakah yang kita lihat Ia lakukan terhadap tangisan anak perempuan yang baru saja kehilangan ibunya itu? Tidak lebih dari semua itu hanya menghadapkan hatinya kepada Allah dengan penuh iman akan segala pertolongan Nya. " JANGAN MENANGIS ANAK KU " katanya kepada putrinya yang sedang berlinang air mata itu. " TUHAN AKAN MELINDUNGI AYAH MU ".[BR]Begitulah derita yang ditanggung olen Nabi Muhammad selama Ia menjalankan risalah kenabiannya.Walaupun begitu nabi tetep berdoa bagaimana nanti umatnya pada akhir zaman agar tetap selalu taat pada perintah Allah dan sunatnya sehingga tidak tersesat dan mengikuti bisikan setan.
More About : sejarah hidup nabi muhammad
- Kutipan
Related Videos
Nabi Sulaiman a.s.
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Isi kandungan[sorok] |
[sunting] Raja segala makhluk
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan bani Israil. Beliau berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatangIstana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
[sunting] Sulaiman kawal jin, haiwan
NABI Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja lagi. Beliau juga memiliki pelbagai keistimewaan, termasuk mampu bercakap, memahami dan memberi arahan terhadap jin dan haiwan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang nyata.”
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui pelbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, beliau cuba mengetengahkan idea kepada bapanya, Nabi Daud bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, masing-masing membabitkan pemilik haiwan ternakan dan kebun.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik haiwan supaya menyerahkan ternakannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternakannya memasuki dan merosakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapanya mencelah: “Wahai bapaku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah haiwan jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada jirannya, pemilik ternakan untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman dipersetujui kedua-dua pihak. Malah orang ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.
Bertitik tolak daripada peristiwa itu, kewibawaan Sulaiman semakin terserlah dan ia juga sebagai bibit permulaan kenabian Sulaiman. Melihat kecerdasan akal yang ditonjolkannya itu, Nabi Daud menaruh kepercayaan dengan mempersiapkannya sebagai pengganti dalam kerajaan Bani Israel. Namun, abangnya Absyalum tidak meredai beliau melangkah bendul dalam hiraki pemerintahan itu, malah mendakwa dia yang sepatutnya dilantik putera mahkota kerana Sulaiman masih muda dan cetek pengalaman. Absyalum mahu mendapatkan takhta itu daripada bapa dan adiknya. Justeru, dia mula menunjukkan sikap baik terhadap rakyat, dengan segala masalah mereka ditangani sendiri dengan segera, membuatkan pengaruhnya semakin meluas.
Sampai satu ketika, Absyalum mengisytiharkan dirinya sebagai raja, sekali gus merampas kekuasaan bapanya sendiri. Tindakannya itu mengakibatkan huru-hara di kalangan Bani Israel. Melihatkan keadaan itu, Nabi Daud keluar dari Baitulmaqdis, menyeberangi Sungai Jordan menuju ke Bukit Zaitun. Tindakannya itu semata-mata mahu mengelakkan pertumpahan darah, namun Absyalum dengan angkuh memasuki istana bapanya. Di Bukit Zaitun, Nabi Daud memohon petunjuk Allah supaya menyelamatkan kerajaan Bailtulmaqdis daripada dimusnahkan anaknya yang derhaka itu. Allah segera memberi petunjuk kepada Nabi Daud, iaitu memerangi Absyalum. Namun, sebelum memulakan peperangan itu, Nabi Daud berpesan kepada tenteranya supaya tidak membunuh anaknya itu, malah jika boleh ditangkap hidup-hidup. Bagaimanapun, kuasa Allah melebihi segalanya dan ditakdirkan Absyalum mati juga kerana dia mahu bertarung dengan tentera bapanya.
Kemudian, Nabi Daud kembali ke Baitulmaqdis dan menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun di istana itu sebelum melepaskan takhta kepada Sulaiman. Kewafatan Nabi Daud memberikan kuasa penuh kepada Nabi Sulaiman untuk memimpin Bani Israel berpandukan kebijaksanaan yang dianugerah Allah. Beliau juga dapat menundukkan jin, angin dan burung, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan.
Firman Allah bermaksud: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpan antara mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”
[sunting] Ratu Balqis tunduk kepada Nabi Sulaiman
Setelah membangunkan Baitulmuqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis belatuk) mencari sumber air. Tetapi burung berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."Firman Allah, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu berasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentera yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu dan beliau memerintahkan tenteranya, terdiri daripada manusia, haiwan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman juga memerintahkan pasukannya supaya membawa singgahsana Ratu Balqis ke istananya.
Pada ayat 38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan : 38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”
39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”
Lalu manusia yang memiliki ilmu memindahkan istana ratu Balqis. Apabila Ratu Balqis tiba ditanya Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dijawab Ratu Balqis: "Ya, memang sama apa yang seperti singgahsanaku" Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, kerana menyangka air pada lantai istana Sulaiman, sehingga menyelak kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca". Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyedari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
[sunting] Kewafatan baginda
Kisah Sulaiman merangkumi tenteranya yang terdiri daripada manusia, haiwan dan jin dalam menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kerusi, dengan memegang tongkat sambil mengawasi dan memerhatikan jin yang bekerja.Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan anai-anai yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan."